ads

Metode Pelaksanaan Lapis Fondasi Agregat Kelas C

Metode Pelaksanaan Lapis Fondasi Agregat Kelas C Sebagai Lapis Fondasi Jalan 
Tanpa Penutup Aspal

 Material Crusher

Penggunaan Lapis Fondasi Agregat kelas C sebagai lapis pondasi jalan tanpa pentup aspal merupakan struktur lapisan yang kuat karena menerima beban langsung kendaraan di atas permukaan jalan. Penggunaan Lapisan Fondasi Agregat kelas C pada permukaan jalan merupakan alternatif yang dapat dipilih untuk jalan-jalan tanah yang ingin ditingkatkan menjadi fungsional. Selain biaya produksi yang relatif murah, material yang digunakan mudah didapat disekitar lokasi proyek, sebab konsep penggunaan Lapis Fonadasi Agregat kelas C ini menganjurkan agar menggunakan material alam, dengan bidang pecah, tertahan ayakan no. 4 tidak disyaratkan (dengan kata lain dijinkan untuk menggunakan material berbutir yang lolos saringan 1’’) yang umumnya didapat dengan memanfaatkan hasil galian sirtu sungai atau clay stone pada batuan sedimen.

           Material lapis pondasi agregat tanpa penutup aspal harus memenuhi ketentuan sifat-sifat bahan sesuai dengan spesifikasi Umum Bina Marga Edisi 2018 untuk pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan (revisi 2), dengan gradasi terdiri dari material lolos saringan 1'' adalah 100%, abrasi agregat kasar maksimal 50, nilai batas cair maksimum 40%, nilai indeks plastisitas 6% - 15, gumpalan lempung dan butiran-butiran mudah pecah maksimal 5%, memiliki nilai CBR rendaman (California Bearing Ratio) minimum 30% dan perbandingan persen lolos ayakan nomor 200 dan nomor 40 tidak disyaratkan untuk lapis pondasi agregat.


Sifat-sifat bahan yang disyaratkan yaitu seluruh lapis pondasi agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak di kehendaki dan telah dipadatkan harus memenuhi ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan dalam tabel 1) dan memenuhi sifat-sifat dalam tabel 3). Dan gradasi Lapis Fondasi Agregat kelas C harus memenuhi ketentuan lapis pondasi agregat tabel 2).

Langkah pungujian:

  •  pengambilan contoh material
  •  Uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar
  • Pengujian Batas cair dengan Alat Cassagrande.
  •  Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles.
  •  pengujian gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah dalam agregat.
  •  pengujian kepadatan berat untuk tanah
  •  pengujian CBR laboratorium.

Tahapan Pelaksanaan:

Persiapan

  • Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
  • Menyiapkan DMF dan JMF Material Lapis Fondasi Agregat kelas C (LFC) pada laboratorium yang telah disetujui direksi pekerjaan.
  • Menyerahkan Laporan Uji Mutu material kepada direksi pekerjaan
  • Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing) kepada Direksi Pekerjaan.
  • Cek kondisi/keadaan existing terhadap kemungkinan adanya pipa-pipa air, kabel listrik, kabel telpon dll.
  • Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
  • Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
    • Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
    • Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
    • Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
    • Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan. 

Penyiapan Formasi Penghamparan.

  • Cek kerusakan bagian yang akan menjadi dasar penghamparan telah diperbaiki (jika diatas bahu atau jalan lama)
  • Jika ditebar diatas jalan lama, jalan lama digaruk/dialur untuk mendapatkan efek tahan geser.
  • Jika ditebar diatas permukaan tanah dasar, maka lapisan ini harus memenuhi ketentuan kepadatan 100% untuk lapisan s/d 30 cm, dan 95% untuk lapisan ≥ 30 cm dibawah permukaan. 

Penghamparan

  • Amati material memiliki kadar air dalam batas rentang -3% dan +1% dari kadar air optimum
  •  Pastikan penggelaran dan penebaran tidak menyebabkan segregasi, perbaiki jika terjadi ganti dengan material yang bergradasi baik.
  • Tidak ada penebaran dengan tebal lapisan lebih dari 20 cm padat.
  • Jika ketebalan rencana > dari 20 cm, maka harus dihampar 2 (dua) kali dengan ketebalan yang sama.
  • Pastikan tebal hamparan sedikitnya 2 (dua) kali ukuran maksimum agregat.

Pemadatan

  • Pemadatan dilakukan hingga dicapai 100% kepadatan kering maksimum
  • Pemadatan pada rentang kadar air -3% dan +1% dari kadar air maksimum.
  • Pastikan penggunaan alat pemadat, sesuai dengan lebar area pemadatan.
  • Pada area sempit pastikan penggunaan Plate Compactor disusul dengan Frog Hammer Compactor, dengan tebal hamparan padat tidak lebih dari 10,0 cm.

Pemeriksaan

  •  Pastikan dilakukan pengecekan kerataan dengan menggunakan straight edge 3,0 m, dengan batas penyimpangan 1,0 cm.
  • Jika terjadi penyimpangan, lakukan perbaikan, sesuai langkah diatas.
  •  Lakukan koordinasi dengan bagian pengukuran untuk melakukan pengendalian dan perbaikan pengukuran saat proses.
  • Lakukan proof rolling dengan menggunakan truk dengan beban gandar syarat, 10 ton.
  • Pastikan dilakukan pengecekan permukaan akhir dengan alat ukur.

 Cek kesesuaian

  • Seluruh permukaan rata, toleransi masuk?
  • Kemiringan baik, tidak ada variasi kelebihan?
  • Tidak ada lendutan pada proof rolling.
  • Tidak ada material terlepas karena tidak ada ikatan.
  • Jika terjadi salah satu dari yang diatas, lakukan perbaikan sesuai langkah diatas.
  • Jika semua sesuai, lanjutkan ke langkah selanjutnya.

 

Perbaikan

  • Lapis Fondasi Agregat kelas C yang memiliki kerataan dan ketebalan yang tidak memenuhi syarat, diperbaikidengan cara dibongkar diganti material dan diproses kembali.
  •  Lapis Fondasi Agregat kelas C yang diketahui memiliki kadar air yg kurang saat pemadatan, harus digaru diberi tambahan air dengan penyemprotan dan diproses ulang.
  •  Lapis Fondasi Agregat kelas C yang diketahui memiliki kadar air yg kurang/berlebih saat pemadatan, harus digaru berulang ulang hingga diperoleh kadar air yang tepat lalu diproses ulang pemadatannya.
  •  Perbaikan karena tidak terpenuhinya sifat bahan dan kepadatan harus diperbaiki meliputi tindakan penggaruan, penggantian bahan, penyesuaian kadar air, pembuangan atau penambahan tebal.

 Peralatan yang digunakan:

  • Wheel Loader
  • Agregat Blending palnt
  • Dump Truck
  • Motor Grader
  • Vibratory Roller
  • Water Tanker
  • Alat Bantu

Tenaga Kerja yang dibutuhkan:

  • Pekerja/Operator
  • Mandor
  • Petugas K3 & Petugas Keselamatan lalulntas

Bahan:

ü Aggregat kelas C

Rencana Keselamatan:

Perlengkapan K3:

  • ü Memasang rambu peringatan
  • ü Menggunakan sarung tangan
  • ü Menggunakan Baju rompi
  • ü Menggunakan Helm
  • ü Menggunakan Sepatu Safety

  Tindakan Keselamatan:

  • ü Kontrol keamanan selama pelaksanaan pekerjaan
  • ü Kontrol keamanan alat berat, Dump Truck dan alat lainnya
  • ü Menempatkan petugas bendera untuk mengatur lalulintas
  • ü Keselamatan personil, menggunakan helm, sepatu, rompi, sarung tangan dan lainnya

 

Masalah Sosial dan Lingkungan

Pada pekerjaan ini tidak memiliki masalah lingkungan dan sosial yang rumit, jika ada masalah, diskusi bisa dilakukan dengan masyarakat.

 PermintaanPengujian:

Ajukan permintaan pengujian agar pekerjaan memenuhi ketentuan ketentuan yang dipersyaratkan.

 Pengendalian Mutu:

Pengukuran bentuk dan dimensi (lebar, panjang dan kedalaman) uji mutu untuk mengetahui kepadatan dan tespit sehingga dapat diketahui volume pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan sesuai dengan mutu dan spesifikasi teknis pekerjaan.

 Pemeliharaan:

         Pemeliharaan dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan sampai FHO, dilaksanakan sedemikian rupa sehingga bentuk dan dimensi tetap dalam kondisi sesuai dengan gambar rencana, tetap berfungsi sebagaimana mestinya.


Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :