Metode Pelaksanaan Pekerjaan Lapis Pondasi Sement Tanah atau Soil Cement
Lapisan Pondasi Semen Tanah atau basa juga disebut Soil Cement merupakan lapisan pondasi base yang merupakan campuran agregat tanah pilihan dan semen portland
Lapisan Pondasi Semen Tanah atau Soil Cement oil cement adalah hasil pencampuran tanah, semen dan air, yang dengan tingkat pemadatan tertentu akan menghasilkan suatu campuran material baru, soil cement, yang mana dikarenakan kekuatannya, karakteristik ketahanan terhadap oleh air, panas dan pengaruh cuaca lainnya adalah sangat baik.
Lapisan Pondasi Semen tanah juga merupakan salah satu konstruksi jalan yang berbiaya rendah dengan kualitas yang mempuni.
Lapisan Pondasi semen Tanah ini digunakan sebagai lapis pondasi, yang dilaksanakan menyebar sepanjang jalan di atas permukaan jalan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Lapisan Pondasi semen Tanah ini digunakan sebagai lapis pondasi, yang dilaksanakan menyebar sepanjang jalan di atas permukaan jalan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Berikut Metode Pelaksanaan Pekerjaan Lapis Pondasi Semen atau Soil Cement:
Persiapan :
- Pembuatan DMF (Design Mix Formula) dilaksanakan Laboratorium atau di UMPKL Dinas Pekerjaan Umum Setempat, bila dianjurkan oleh Direksi pengawas, contoh semua jenis material diambil dari sumber quarry dengan lokasi sketsa terlampir, pengambilan contoh material (batu, abu batu, pasir) dilaksanakan bersama-sama dengan Pengawas Lapangan dan konsultan Pengawas.
- Setelah selesai DMF atau disain mix formula, kontraktor bersama konsultan dan direksi teknis akan membuat JMF (Job Mix Formula) atau Campuran Rumusan Kerja.
- Penyediaan material di stock pile atau lokasi pengadukan khususnya pemecahan batu dilaksanakan segera setelah hasil uji kekerasan memenuhi syarat, termasuk penyediaan pasir.
- Percobaan pelaksanaan : menyangkut komposisi masing-masing jenis material (mengacu JMF), tebal hamparan gembur sehingga dihasilkan tebal padat yang disyaratkan (diketahui faktor gembur), kadar air optimal, jumlah lintasan pemadatan sehingga dihasilkan kepadatan maksimal sesuai spesifikasi teknis.
- Hasil percobaan pelaksanaan dilakukan pengujian : ketebalan (pengukuran manual), uji kepadatan (Sand Cone), uji gradasi lapangan (analisa saringan) dan PI lapangan (atterberg) dan uji CBR Lapangan (DCP).
- Staking-out, menentukan lebar dan tebal hamparan sebagai gambar rencana.
Pelaksanaan :
- Pengadukan material Lapisan Pondasi Agregat : dilaksanakan di stock pile (lokasi pengadukan) dengan komposisi berdasarkan JMF dan hasil percobaan lapangan, pengadukan dilaksanakan setiap maksimal ≤ 50 m3 agar dihasil campuran yang homogen, digunakan peralatan excavator dan whell loader.
- Material LPA diangkut dengan menggunakan dump truk, pemuatan menggunakan wheel loader, jarak hauling diatur sedemikian rupa (memeprhatikan faktor gembur dari hasil percobaan pelaksanaan) sehingga penghamparan dapat dilaksanakan efektif dan efisien.
- Penghamparan menggunakan motor grader, tebal hamparan sesuai hasil percobaan pelaksanaan, dilaksanakan selebar rencana, perapian hamparan dilaksanakan dengan tenaga manusia dengan peralatan sesuai keperluan lapangan.
- Selama proses penghamparan dilakukan control kadar air, sehingga akan dihasilkan kadar air optimal pada saat pemadatan dilaksanakan. Dimensi dan kelandaian permukaan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
- Pemadatan menggunakan vibrator roller (berat 8-12 ton), dilaksanakan mulai dari bagian yang rendah berangsur-angsur menuju bagian yang lebih tinggi, jumlah lintasan sesuai dengan hasil percobaan pelaksanaan.
- Pemadatan dihentikan jika diyakini tercapai kepadatan yang disyaratkan.
Pengujian dan pengukuran :
- Pengujian mutu : uji gradasi dan PI (di laboratorium), uji kepadatan (sand cone di lapangan), uji CBR Lapangan (DCP).
- Pengukuran : dimensi (panjang, lebar dan tebal dilaksanakan secara manual), kelandaian (menggunakan pesawat waterpass atau theodolit) dan kerataan permukaan (menggunakan mistar ukur).
Pemeliharaan :
Pemeliharaan menyangkut kerataan permukaan, keutuhan dan kekokohan dilaksanakan sampai pekerjaan tahap selanjutnya (perkerasan dengan aspal) akan dilaksanakan, sedemikian rupa sehingga dimensi, permukaan dan mutu Soil Cement tetap sesuai spesifikasi teknis.